[FF] Last Promise

Last Promise By Melati

Tittle ⇒ Last Promise
Author ⇒ LitleJungg ❤
Main Cast ⇒ Park Choeun [Original Character/OC] , Jeon Jungkook , Others you can find ~
Genre ⇒ Friendship, Sad.
Backsound / Reccomended ⇒ Kim Bo Kyung – Promise (OST Lovely Girl)
–oOo–

Aku menyesal, maafkan aku..

TENG..TENG..TENG..

Suara itu disambut meriah oleh para siswa Yeonggu University. Ya, tiga kali bunyi dentuman bel pulang sekolah .
Seorang yeoja manis keluar dari kelasnya dan bersendandung kecil sambil menuju kelas dua. Sepertinya anak itu ingin menunggu seseorang…

“YAA! Jungkook-ah, kucari cari kau ternyata disini!” suara itu menggema di lorong perpustakaan.
“Ada apa, bukankah biasanya kelasmu yang terlambat .. Nunna?” cibir namja yang tadi dipanggil. Sedangkan yang disebut ‘Nunna’ tadi hanya menggaruk tengkuruknya yang tidak gatal. Seperti ucapan namja itu barusan tadi benar, ia selalu terlambat ketika keluar kelas.
“Ah, sudahlah.. kajja, Choeun-ah” Yang disebut namanya hanya menangguk pelan. Mereka sangat akrab.

***

Dua makhluk itu bukannya menuju gerbang malah duduk di kursi kantin dan memesan sebuah tteokbokki sebanyak dua buah.
“Ne, silahkan ditunggu sebentar” ajhumma penjual makanan berbalik dan membuatkan tteokbbokki untuk pesanan mereka, Ketika itu mereka mendapat dua buah kue beras Korea yang dipesannya.

Mereka sepasang duduk di tempat favorit yang ada di pinggir kantin memperlihatkan keindahan taman sekolah. Mereka sangat menyukai itu.

“Hmm…Choeun-a” Namja bernama Jungkook itu bersuara kecil lalu memandang wajah yeoja yang ada dihadapannya itu.
“Waeyo?” tanya suara lembut milik yeoja dengan name tag ‘Park Cho-eun’
“Kau tau tidak? Aku tak menyadari kalau kita sudah lama- “Jungkook menggantung kata katanya membuat yeoja pemilik rambut hitam itu mengerutkan keningnya.
“Maksudmu?”
“Eumya, kita sudah lama saling mengenal. Hingga aku menganggapmu seperti eonni ku sendiri” Namja bermimik muka kyeopta itu membuat Choeun mengangkat kedua alisnya dengan arti belum paham. Sampai akhirnya Choeun mengangguk.
“Besok ulang tahunmu kan?” tanya Jungkook pada yeoja manis yang sedari tadi memperhatikan air mancur taman. Gadis itu tak bergeming, ia terlihat memikirkan sesuatu.
“Jawablah nuna..” namja itu menepuk pelan bahu Choeun. Akhirnya gadis itu menoleh. “Ada apa?” tanyanya kemudian.
“Baiklah, apa kau sadar kalau besok tanggal 13 November itu hari ‘Ulang tahun’ mu?” ulang Jungkook seperti terjadi penekanan pada kata ‘Ulang Tahun’
“Tidak.. aku tak menyadari sama sekali” jawabnya, kemudian ia menepuk keningnya pelan. “Astaga, besok ulang tahunku ke 17″
Jungkook tersenyum kecil, ia mengerti sikap dan sifat Choeun yang memang kurang teliti. Mungkin ia juga pikun..

Seketika mereka sibuk memperhatikan tteokbboki yang sedari tadi tak diperdulikan, akhirnya tteokboki itu habis dimakan dua makhluk aneh itu.

“Kau mau pergi ke Haeundae bersamaku pulang sekolah besok?” ajak yeoja yang pertama menyelesaikan melahap pesanannya itu. Jungkook berfikir sebentar.
“Baiklah.. sudah lama aku tidak ke Haeundae, besok setelah pulang sekolah aku jemput di depan kelasmu Nunna”
“Jangan, katamu aku yang lama keluar kelas. Kita bertemu di gerbang saja. Tetapi tunggu sampai rata-rata murid banyak yang pulang” Choeun kemudian bangkit berdiri ketika melihat adik kelasnya itu sudah berdiri terlebih dulu . “Oke, aku pegang janjimu nunna. Kajja-yo , sudah terlalu lama kita disini” Jungkook menarik tangan Choeun kemudian mereka pulang bersama.

***

TENG..TENG..TENG..

Seperti biasa, murid Yeonggu bersorak ketika mendengar tanda bel pulang sekolah itu. Apalagi hari itu Sabtu, esok hari mereka libur.
“..Baiklah, masukkan buku kalian. Kita lanjutkan minggu depan” pinta Lim seonsaengnim, guru terakhir yang mengajar di kelas Jungkook.

Para murid kelas 2 SMA itu berpamit pada guru seperti biasanya dan kemudian meninggalkan kelas. Terlebih seorang yang terburu-buru keluar kelas setelah berpamitan dengan Lim seonsaengnim. Orang itu, Jeon Jungkook. Namja yang berjanji pada yeoja yang lebih tua padanya untuk segera menunggu di gerbang ketika bel pulang sekolah.

***

Jungkook memutuskan untuk duduk sebentar menunggu kehadiran sunbaenya itu yang membuat janji pergi ke Pantai Haeundae, Busan.
Namja baby face itu sedari tadi melihat siswa yang bersenandung ria bersama teman temannya keluar melewati gerbang sekolah, sampai akhirnya Jungkook mendapatkan Choeun.

“Hei kau la-” Ucapannya terpotong ketika Choeun tersenyum kecil dan menggandengnya keluar gerbang. “Huh..baiklah, karena hari ini ulang tahunmu, aku tak akan marah padamu Nunna” gerutu Jungkook, sedangkan Choeun melihat dan menunggu bis berwarna orange yang biasa dipakai untuk mengantar anak sekolah saat pulang, Bis sekolah.

“Kau tau, mengapa aku terburu-buru?” Choeun membuka pembicaraan ketika mereka duduk didalam bis orange itu. Jungkook yang sedari tadi memandang lalu lintas kota Busan menoleh kearah yeoja sampingnya itu. “Tidak, memangnya ada apa?” tanyanya balik.
“Sudah hampir sore, walau sebenarnya masih pukul tiga lewat dua menit” ujarnya sembari melihat jam tangan berwarna putih bermerk ‘swatch’ yang dililitkan di pergelangan tangan kirinya.
“Lalu?” namja itu bertanya heran pada yeoja manis pemilik marga ‘Park’ yang ada disamping kirinya itu.
“Sepertinya lebih baik jika kita berangkat sebelum matahari terbenam, aku akan menyaksikannya nanti” jelas Choeun membuat namja yang heran tadi mengangguk paham. “Baiklah kalau itu maumu nunna, tenang saja aku akan menurut pada yang berulang tahun ketujuh belas kaliini” tutur Jungkook sedikit berdehem.
“Perjalanannya membosankan ya, aku tidak sabar” gerutu namja bernama Jungkook itu, sedangkan yeoja disamping kirinya hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli. Lucu sekali anak ini -batinnya.

***

Sayup sayup, mentari yang beberapa jam lagi akan tenggelam, berhenti menemani warga Busan dan digantikan oleh sang bulan beserta cahaya bintang dan kawan kawannya.

“Choeun-a, aku hanya ingin tau.. menurutmu, lebih berjasa matahari,bulan, atau bintang?” Jeon Jungkook kembali membuka percakapan antara dua makhluk yang menikmati desiran angin laut dengan ombak kecil ketika di Haeundae haesuyogjang , alias pantai Haeundae.
“Menurutku sih matahari..” jawab Choeun mendengar pertanyaan Jeongkook barusan tadi.
“Alasannya?”
“Karena matahari itu selalu setia menyinari Korea dan seluruh dunia” kata Choeun seperti jawaban yang dibuatbuat.
“Kalau menurutku, mereka semua itu berjasa, penting. Ibarat saja mentari itu seorang ayah, bulan ibarat seorang ibu dan bintang bintang sebagai anaknya. Mereka selalu menjaga kekompakan mereka demi seluruh makhluk hidup yang ada didunia ini. Seorang ayah harus membuat pedoman untuk keluarganya, kemudian ibu yang mengikuti cahaya atau ibaratnya pedoman ayah, lalu anak anak yang menemani..” celoteh Jungkook membuat yeoja manis itu mematung seketika. Ia tengah terbayang sesuatu, sesuatu yang mengingat memori sehingga membuat setetes demi tetes bulir air mata milik yeoja berambut hitam panjang, Park Choeun.
.
.
.
Choeun POV { Point of view// sudut pandang }

Celoteh panjang milik namja disampingku ini membuatku teringat sesuatu, benar benar merindukannya.

Flashback – 12 November 1999 15:04 KST

“Eomma mau kemana? Choeun ikut ya?” suara kecilku, gadis berkuncir dua itu membuat eomma tersenyum kecil.
“Choeun dirumah saja ya, eomma mau pergi sebentar…” kemudian terdengar suara pintu ditutup. Eomma yang akan pergi sebentar.

Aku menunggunya hingga larut malam, tetapi eomma belum juga pulang kerumah. Aku gelisah, aku takut. Sampai aku menangis kencang. Bibi Yoon, tetanggaku membuka kenop pintu rumahku menggendongku dan membawaku kerumahnya.
“Bibi, eomma dimana? Aku mau ikut..” isak tangisku tak dapat berhenti setelah aku tiba dirumah Bibi Yoon, tetangga yang dekat denganku.
“Sudah ya Choeun anak manis, Ullijima. Eomma akan kembali kerumah. Mungkin ia hanya berlibur dirumah Pamanmu” Bibi Yoon berusaha menghiburku, memberikanku sepotong kue red velvet juga secangkir susu putih.
“Kau tidur disini saja ya, tidur dikamar Hyesun unni. Ketuk saja pintunya, dari tadi ia sedang belajar” kata Bibi Yoon mengantarku ke depan kamar anak Bibi Yoon, Yoon Hye-sun.
TOK..TOK..
“Nuguseyo?” teriaknya dari dalam. “Hye, ini eomma. Bersama Choeun. ijinkan dia tidur dikamarmu ya, ibunya pergi semalam sampai kini belum pulang”tutur Bibi Yoon, hingga akhirnya Hyesun membukakan pintu padaku. Aku berusaha menghentikan isak tangisku, tetapi nihil. Pikiranku melayang kemana mana tentang eomma. Sampai akhirnya Bibi Yoon bilang padaku kalau eomma pergi dari rumah.

Flashback OFF
.
.
.
Choeun POV – OFF
.
.
.
Normal Pov
.
.
“Jadi begitu? Mianhae nunna, aku sudah membuatmu teringat masa lalu. Jeongmal mianhaeyo” Jungkook menundukan kepalanya, tetapi yeoja itu menghentikan isak tangisnya.
“Gwaechana Jungkook-a.. aku takut sekali membayangkan hal seperti itu dimasa lalu, aku sudah tidak punya siapa-siapa. Mulai dari nenekku yang merawatku meninggal, disusul ayah. Kemudian eommaku yang pergi meninggalkanku begitu saja.. aku tidak punya teman, aku senang sampai sekarang kau tetap menjadi sahabatku. Bahkan kau seperti adik kecilku sendiri” Choeun mengacak acak rambut halus milik Jungkook. Sedangkan yang di acakacak hanya bisa tersenyum manis.

“Nunna, sebutkan harapanmu untuk kedepannya.. aku ingin dengar” pinta Jungkook setelah mereka bermain bola pantai menunggu terbenamnya mentari.
“Baiklah,.. um, aku hanya ingin kau selalu menjadi sahabat terbaikku sekaligus dongsaengku, aku juga ingin bertemu appa dan nenek” Choeun tersenyum memandang langit berwarna oranye dihiasi pertunjukkan sang mentari yang ingin menyinari tempat lain. Sunset.
“Hanya itu? biasanya orang yang berulang tahun ke 17 mempunyai permintaan yang menumpuk.. tapi, baiklah.. aku akan meningat janjimu nunna.. semoga kau makin sering tersenyum..” Jungkook ikut melihat sunset dihiasi ombak menari-nari.
“Mwo? memangnya aku jarang tersenyum?” tiba-tiba Choeun menoleh pada dongsaeng di sampingnya itu . Sedangkan yang ditoleh hanya bisa tersenyum geli.

***

Sudah larut malam, mereka tengah meninggalkan Haeundae. Jungkook selalu berpisah pada Choeun ketika menunggu bus. Choeun ikut bus kedua, sedangkan Jungkook bus pertama. Kini Jungkook berada di bus berwarna putih-hijau itu. Ia hanya menghabiskan waktu perjalanannya itu memandangi indahnya kota Busan dimana malam hari dihiasi bebintang yang setia melukiskan kebersamaan.

“MWO-YA?!”

Jungkook ingin menegur yeoja disampingnya itu. Tetapi yeoja itu sedang bertelepon. Manamungkin ia mengganggu komunikasi orang lain, tidak sopan kan.

“..Ya, aku akan kesana sekarang juga, tunggu saja pak” Kemudian yeoja itu menutup smartphonenya. Penumpang melirik yeoja itu sinis karena teriakan yang ia buat tadi.

“Mianhae, ada apa ya Nunna?” tanya Jungkook hati hati.
“Kau tidak tau? Bus nomor 2 kecelakaan di perempatan Haeundae-gu ?!” seketika mata Jungkook membulat tak percaya.
“Jinjja??” Jungkook memastikan, dijawab dengan anggukan yeoja bernama emm.. Ran Ga-mi menurut name tagnya.
Saat itu juga, Jungkook melemas, ia membayangkan kalau tujuan bus 2 itu adalah kendaraan yang dinaiki Choeun.

Huft, ia harus bersabar karena malam ini bus yang dinaikinya macet. Mungkin karena kejadian yang kata gadis tadi.
CHUSSS…. Bunyi pintu terbuka untuk penumpang, tandanya bus 5 alias bus nomor yang dinaiki Jungkook telah sampai ke tujuannya.
Namja baby face itu berlari dan menuju perempatan Haeundae-gu yang tak begitu jauh dari tempatnya kini.

“Hosh..hosh…” Jungkook berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah. Matanya membulat ketika melihat sesosok yeoja yang persis dengan Choeun wajahnya dilumuri darah segar. Jangan sampai itu terjadi -batin Jungkook.

Jungkook mendekati bus nomor dua yang dilihatnya kini rusak karena kecelakaan menabrak trotoar. Ia mendekati Choeun yang terluka parah. “Cepat bawa kerumah sakit, pak! Ppalli!” teriak Jungkook dikerumunan banyak orang. “Ikhlaskan saja kepergiannya.. nadinya sudah berhenti-”

Jungkook terdiam, seketika itu juga , bulir bulir air mata kesedihan milik Jungkook mengalir begitu saja tanpa permisi. Ia tak bisa membiarkan begitu saja sahabat dekatnya pergi untuk selama lamanya. Unni kesayangannya. Pergi, hanya ada kenangan, dan juga.. Janji..

“Hiks..mianhae nunna, aku tak bisa menjadi sahabat terbaikmu, aku tidak bisa melindungimu dimana saja. Mianhaee unni… ~” isak tangis beberapa orang juga terdengar disana, tampak juga yeoja yang tadi memberi kabar Jungkook ketika di bus. Ia benar benar sedih sekarang, ia merasa bersalah. Janji sebagai sahabat…

–The End–

AUTHOR NOTE LUPA BACA YA?

Jadilah, abrsurd (?) dpertanyakan comment aja ya^^ jangan jadi siders.. i hate siders *bow*

Tinggalkan komentar